Wednesday, September 23, 2020

Fanfic - Secuplik Stranger ala Saya

Wooohooo…. Ternyata “Challenge 30 Days with Koriya” sudah memasuki finale, sodara-sodara! Tinggal dua topik lagi, maka selesai sudah tantangan grup Drakor dan Literasi kali ini. Dan Topik ke-29 adalah “Fanfiction untuk ending drama yang dirasa agak menggantung”.

Sungguh merupakan suatu tantangan berat. Kenapa why? Karena because banyak alasan. Pertama, aku tidak bisa menulis fiksi, apakah itu cerpen, cerbung, cergam, dan segala cer lainnya. Imajinasi secukupnya, lebih terbiasa dengan visualisasi. Mungkin karena aku bukan tukang cerita yang baik dan benar ya, aku lebih cenderung menjadi pendengar. Soalnya kalau aku cerita, pasti terlalu deskriptif, sibuk menerangkan detail. Padahal pencerita mestinya bisa menyediakan ruang bagi pembacanya untuk ikut bermain.  

Kedua, aku jarang berimajinasi melanjutkan kisah-kisah drakor yang kutonton. Aku menerima mereka apa adanya hahaha Semua cerita dan karakter diterima dimaklumi dan dicoba untuk dinikmati, kecuali kalau para leadnya bermain kurang chemistry. Kalau sudah cerita no chemi… ke-bash-keun saja lah. 


Di antara momen yang sangat jarang terjadi itu, ada satu drama yang bikin aku geregetan gemas dan rasanya pengen ambil alih cerita dari writernim saat itu juga. Ok lebay. 


Drama yang kumaksud adalah Stranger (2017), yang mengisahkan perjuangan seorang jaksa, Hwang Shi Mok, dan seorang polisi wanita, Lt. Han Yeo Jin, dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Shi Mok yang tidak mampu mengekspresikan emosi secara wajar sebagai efek samping dari operasi yang dijalaninya ketika masih kecil, dan Lt. Han yang ekspresif. 


Shi Mok memiliki reaksi dan bahasa tubuh yang berbeda terhadap Lt. Han dibanding dengan orang-orang lain. Sebagaimana kisah-kisah di romcom kegemaran, aku bisa membayangkan hal itu datang dari rasa nyaman dan aman yang dirasakannya ketika bersama-sama dengan Lt. Han. 


Sampai ada satu adegan yang paling bikin gemas. Seandainya drama Stranger bergenre romance dan bukan crime, tentunya nasib sudah berkata lain. 


Peringatan : tulisan selanjutnya mengandung spoiler. 


Ceritanya pada episode ke sekian, seorang jaksa bernama Young Eun Soo ditemukan mati dengan luka akibat benda tajam di apartemen seorang saksi kunci. Malam sebelumnya, Lt. Han mengundang Eun Soo untuk datang ke apartemennya dan ikut bergabung dengan acara makan malam tim mereka. Eun Soo sebenarnya ingin sekali ikut bergabung dalam tim kerja yang diketuai oleh Shi Mok tersebut, namun apa daya, Shi Mok tak suka #apasih. 


Dari hasil penyelidikan tim ini, ternyata tersangka pembunuhnya adalah salah satu dari yang hadir di acara makan malam di apartemen Lt. Han itu. Dengan kerjasama seluruh pihak, mereka berhasil menangkap si tersangka. Namun dari hasil interogasi Shi Mok, ternyata bukan si tersangka itu pelakunya. Lt. Han tidak ikut dalam proses itu, sehingga dia tidak tahu bahwa ternyata bukan si tersangka itu yang membunuh Eun Soo. 


Malamnya, dalam perjalan pulang ke rumah, Shi Mok menelepon Lt. Han. Pembicaraan sekali itu sangat personal. Mulai dari Lt. Han yang membahas tentang keadaan si tersangka yang tampak tidak bahagia dan bercerai dengan istrinya sejak kejadian anaknya meninggal dalam kecelakaan bus. Lalu, Shi Mok bilang biasanya kalau ada sesuatu terjadi pada anak, maka orang tuanya bisa jadi akan saling membenci. Nampaknya pendapat itu datang dari pengalaman pribadi Shi Mok, soalnya ketika Lt. Han menanyakan lebih lanjut, Shi Mok tidak mau menjawabnya. 


Hal ini membuat Lt. Han membahas tentang operasi yang dialami Shi Mok dan kenapa Shi Mok tidak pernah menceritakannya. Lt. Han mengetahui penyakit Shi Mok dari dokter di RS ketika Shi Mok tiba-tiba ditemukan pingsan setelah proses autopsi Eun Soo. Kata Shi Mok, “Itu gak penting”. Tapi Lt. Han meminta kalau besok-besok sakitnya datang lagi, Shi Mok kasih tahu dia. Setidaknya dia bisa membawa Shi Mok ke rumah sakit. Dan Lt, Han cuman mau memastikan kalau malam itu Shi Mok tidak merasa sakit lagi.


Membiarkan semua kalimat Lt. Han menggantung, kemudian Shi Mok memberitahu bahwa bukan si tersangka yang membunuh Jaksa Eun Soo. Jadi Lt. Han tidak perlu merasa bersalah karena telah mengundang Eun Soo malam itu, karena itu tidak ada hubungannya. Aku yakin Shi Mok ingin memastikan Lt. Han bisa tidur tenang malam itu.  


Dan adegan itu berakhir dengan ucapan “Selamat tidur”.


Ih, gak terima!! Kebayang kan betapa personalnya pembicaraan itu. Itu udah maksimalnya Shi Mok mungkin membuka diri dan nampak rapuh di depan orang lain. Dan kelihatannya itu juga dilakukannya tanpa sadar. Sama juga dengan Lt. Han, yang biasanya tampil kuat tegas dan berani, namun malam itu bicara dengan Shi Mok dengan mata bengkak dan suara sedih. Masa’ diakhiri dengan ucapan “Selamat tidur” doang…. 


Sekali ini otakku melanjutkan sendiri adegan dengan cerita versi sendiri.


Sambil bertelepon, Shi Mok mengarahkan langkahnya ke rumah Lt. Han. Mereka terus bicara di telepon, dan ketika sampai di rumah Lt. Han, Shi Mok melihat wajah Lt. Han yang bengkak abis nangis. Kemudian mereka sama-sama menutup telepon, lalu Shi Mok menyampaikan kisah terakhir, bahwa si tersangka bukanlah pelaku pembunuhan Eun Soo, sehingga Lt. Han tidak perlu merasa bersalah. Lt. Han lalu menangis lega. Namanya Lt. Han ya… tentu saja langsung otomatis memeluk Shi Mok. Lega karena lepas dari rasa bersalah, dan lega karena Shi Mok baik-baik saja. 


Shi Mok yang tidak terbiasa menunjukkan emosi ini pun seperti biasa pasang tampang datar, namun tidak menghindar. Dengan gerakan kaku khas Shi Mok, kemudian ia menyentuh punggung Lt. Han untuk menenangkannya. Tidak menepuk-nepuk seperti yang biasa dilakukan di drama lain, karena Shi Mok masih pemula di bidang demonstrasi perasaan seperti ini.


Naah… kalau begitu adegannya, penonton jadi bisa tidur pulas malam ini. 

2 comments:

Dwi Tobing said...

hahahahhaha
gemesss lah pokoknyaaa... padahal they are so CUTE together... huhuuuu
Ryan Gold itu memang merusak standar semua pria hahahaha #uricheosarang

Dee_Arif said...

Wahh gemes bacanya...
Aku blm ntn stranger ni kak..