Industri hiburan Korea adalah industri yang sangat aktif. Sejak awal, industri ini memang ditujukan untuk mejadi medium promosi budaya Korea Selatan. Selain menjadi sumber pemasukan, ternyata industri ini pun mengatrol aspek-aspek ekonomi yang lain. Coba ngaku, siapa aja dari parajajaran bucin internasional yang pengen berkunjung ke lokasi-lokasi shooting drama kesukaan? Atau, yang jadi suka jajan tteobokki, pengen nyobain jajjangmyeon dan segala jenis ramyeon?
Drama Korea ini tidak ada habis-habisnya. Satu judul itu biasanya terdiri dari 16 episode, walaupun ada juga yang 12 episode, atau di atas 20 episode. Berarti rata-rata tayang selama 8 minggu atau 2 bulanan. Dan itu tidak pernah putus, terus saja silih berganti. Kerap sekali aku menerima update dari situs-situs perkoriyaan tentang drama Korea; setiap akhir bulan, mereka akan mengupdate drama apa yang akan main bulan depan atau dua bulan kemudian, setiap jelang akhir tahun, mereka akan mengupdate drama apa yang akan main sepanjang tahun depan, dan kapan jadwal tayangnya. Luar biasa kan?
Dan yang hebatnya lagi, drama Korea produksi dari tahun jebot juga masih saja diminati para penggemar drakor. Bahkan baru saja aku lihat di salah satu aplikasi streaming drakor, mereka menayangkan Winter Sonata (2002), dan juga menayangkan Oh My Baby (2020). Itu range nya 18 tahun lho! Selama 18 tahun itu, entah berapa ratus bahkan ribu judul drama Korea yang sudah diproduksi. Jadi apabila berkehendak masuk ke dunia drakorian, tidak perlu gundah apalagi galau bakalan kekurangan bahan tontonan. So little time so many drakor!
Secara umum (pisan) Drakor itu terbagi atas dua jenis. Pertama, drakor yang sedang tayang (on going). Kedua, drakor yang sudah rampung tayang (completed). Biasanya pada masa yang bersamaan aku menonton minimal satu drama on-going, dan minimal satu drama completed. Saat ini, aku sedang menonton dua drama on-going, “It’s Okay Not To Be Okay” nya Kim Soo-hyun, dan “Dinner Mate” nya Song Seung-heong, yang baru saja selesai tayang kemarin, dan satu drama completed yaitu “Sky Castle”.
Poster Drakor Dinner Mate (sumber: wikipedia.com) |
Poster Drama "It's Okay Not To Be Okay" (sumber: https://kpopchart.net/) |
Poster Drakor "Sky Castle" (sumber: imdb.com) |
Berdasarkan pengalamanku, masing-masing punya sisi plus dan minus, masing-masing memiliki tantangan dan keseruan yang berbeda, antara lain:
Drama on-going
Sisi Plus:
- Melatih kesabaran, karena sungguh dibutuhkan kesabaran untuk menantikan kelanjutan cerita drama, yang biasanya diputus ketika ‘lagi seru-serunya’.
- Melatih kesetiaan. Ada banyak tantangan ketika mulai menonton sebuah drama, mulai dari cerita yang gak nyambung, time line yang lumpat sana sini, aktor-aktris yang kurang penghayatan dan kurang terasa chemistry-nya, dan sebagainya. Dibutuhkan kesetiaan untuk melewati berbagai tantangan tersebut hingga berhasil menonton drama tersebut sampai selesai. Hm... antara kesetiaan, atau kebucinan yang hakiki.
- Terhindar dari kegiatan binge watching. Jatahnya cuman dua episode dalam seminggu.
Sisi Minus:
- Tak jarang mengalami yang namanya “kehampaan” selama menanti penayangan episode terbaru. Belum lagi kalau terjadi penundaan ... huaah... rasanya hampir tak tertahankan (ok.. lebay). Aku mengalaminya ketika menonton drama “Crash Landing On You”, dimana drama ini mengalami dua kali (catat, ya... dua kali, jendral!!) penundaan. Tetapi, di situ lah engkau diuji, kisanak!
- Rentan godaan buat nge-ship pasangan di drama buat jadi pasangan beneran di dunia nyata. Kok minus? Karena kemungkinan besar mengakibatkan patah hati, secara hal ini jarang banget bisa kejadian. Dan lebih patah hati lagi, ketika mereka udah jadi pasangan beneran di kehidupan nyata, namun kemudian pisah atau cerai.
Tips:
Bagi yang anti spoiler, kuncinya adalah menjauhi akun-akun resmi aktor/aktris dan stasiun TV yang menayangkan drama tersebut, dan memastikan menonton drama tersebut tepat pada saat hari dan jam penayangannya.
Drama completed
Sisi Plus:
- Banyak review dan rekomendasi tentang drama tersebut. Berdasarkan itu, kita bisa pilih-pilih mau menonton drama yang mana. Apakah mau percaya review dan rating netizen, atau mau mengadu peruntungan sendiri? Sok atuh lah!
- Bisa mengatur jadwal menonton kapan saja kita mau. Mau menonton setiap hari atau setiap weekend, bebas saja. Namun, ini pun bisa menimbulkan sisi minus.
Sisi Minus:
- Rentan terpapar binge watching, alias nonton marathon sepanjang hari, sepanjang malam, bahkan dilanjut sampai bergadang, atas nama penasaran. Maka besoknya alamat bangun kesiangan, atau hidup bagaikan zombie seharian.
- Spoiler nya banyak, mulai dari YouTube, Instagram, meme beneran, meme plesetan, sampai orang-orang yang sudah menonton dan “secara tidak sengaja” menceritakan bagian yang belum kita tonton.
Tips:
Kalau drama on-going itu melatih kesabaran, maka drama completed ini melatih kedisiplinan. Disiplin untuk mengatur waktu menonton agar tidak sampai lupa masak dan mengangkat jemuran.
Kalau kamu, lebih suka menonton drama yang on-going atau completed nih? Teman-teman di grup Drakor dan Literasi juga punya pilihan masing-masing . Simak cerita mereka di sini:
1. Rijo : "Surat terbuka untuk salah satu male lead favorit sepanjang masa"
2. Lala : "You complete me.."
3. Ima : "Dari Sebuah Cerita, Aku Butuh Kepastian"
4. Gita : "On Going Makes Me Crazy"
5. Rosy : "Kenapa On Going Kalau Bisa Completed"
6. Lendyagasshi : "Drama Ongoing : Once Again"
7. RaniRTyas : "Dari on going ke marathon"
8. DK : "7 Alasan Drama Korea On Going Lebih Asyik Ditonton"
9. Asri : "Semua Unik, Semua Asyik"
10. Lithaetr : "King Maker The change of destiny"
11. Risna: "Balada nonton drakor on going"
12. Nadya : "Ongoing yang Kaya akan Manfaat"
3 comments:
Masih terasa manis dengan dinner mate. Walaupun kata orang kurang romantis di bagian akhir cerita, tapi saya merasa itu cukuplah.
Tak perlu banyak skinship tapi mengenai di hati, eaaa.
eeaaaaaa...
kalo udah bawa2 hati, emang udah beda levelnya hihihi
Semua emang ada plus minusnya ya kak..
Tapi aku masih tetap suka ntn on going, hehe
Post a Comment