Sunday, November 29, 2020

Presentasi di Masa Pandemi

Semasa sekolah, aku bukan murid yang pemalu juga, tetapi aku juga bukan si banci tampil yang selalu ada di setiap event sekolahan. Yaa... cukup cukup saja lah. Ada tapi bukan pemain utama. 

Kalau urusan presentasi, lain lagi kisahnya. Aku ingat waktu SMP ada tugas menirukan iklan (coba ya… entah apalah target pembelajaran sehingga kami harus menirukan iklan). Sungguh kugagal melakukannya. Padahal tiap hari juga ada iklan di tv, ya kan. Diminta menirukan satu saja, aku kagok luar biasa. 

Masih ingat juga ketika SMA ada tugas kelompok untuk mempresentasikan suatu negara. Kelompokku mendapatkan tugas untuk negara Afrika. Dalam satu kelompok ada lima orang, ada yang presentasi bagian ekonominya, budayanya, dan aku lupa aku bagian apanya. Ketika berdiri di depan, aku ingat sekali tanganku pucat pasi dan mendingin. Kalau kuingat-ingat lagi, presentasinya pun benar-benar seadanya. Lebih mirip bercerita, atau menerangkan kembali. Tapi yang kuingat ya itu, groginya seubun-ubun. 


Ketika di kampus, gaya presentasi sudah berbeda. Di sini lah pertama kali aku mengenal Power Point. Tetapi presentasi kami tidak banyak. Itu pun kebanyakan di depan asisten dosen, paling banyak 3 orang.  


Kalau soal bicara di depan orang banyak, di kampus lah aku belajar melakukannya. Aku samakan saja lah dalam hal ini soal public speaking dan presentasi, karena intinya kita menyampaikan sesuatu di depan sebuah forum. 


Selama setahun dalam masa panjangku di kampus, aku menjadi salah satu pengurus PMK, yaitu seksi Intern. Seksi intern ini hampir setiap Jumat berdiri di depan untuk memberikan pengumuman. Harus kuakui, aku tidak memanfaatkan kesempatan belajar itu dengan baik, tetapi karena tugas itu, aku mulai bisa bicara di depan orang banyak. Ya.. masih grogi lah dikit. Grogi grogi jambu.


Ketika masuk ke dunia kerja, di situlah aku belajar presentasi yang sesungguhnya. Pekerjaan di LSM itu melibatkan banyak sekali stakeholder, sehingga kerap diadakan pertemuan, dan dalam tiap pertemuan, seringnya ada presentasi. Aku ingat sekali presentasi yang kulakukan pertama sekali adalah di depan para guru-guru SD.Ketika itu kami sedang mengerjakan proyek WASH yang didanai oleh UNICEF. Seorang staff UNICEF bernama Fiona mengajarkanku satu teknik presentasi, yaitu menggunakan keycard. 


Ketika kita presentasi, kita harus melihat pada peserta. Melakukan komunikasi dan kontak mata dengan mereka, sehingga kita bisa melihat reaksi mereka terhadap apa yang kita sampaikan. Buatku pantangan besar kalau kita semata-mata membaca apa yang tertulis pada slide. Kalau itu sih namanya bukan presentasi, tapi mari membaca bersama. 


Karena kita tidak melihat ke layar, maka kita membutuhkan keycard. Isinya adalah poin-poin penting yang mau kita sampaikan dari setiap slide. Satu tips, kartu harus dinomori sesuai nomor slide. Just incase kartunya jatuh dan berceceran, kita tetap bisa mengurutkannya sesuai slide.


Isi presentasi, gaya bahasa, dan diksi yang kita gunakan harus disesuaikan dengan peserta. Sekali itu aku sedang berhadapan dengan guru-guru SD. Hal yang paling mereka banggakan adalah murid-muridnya. Seminggu sebelum aku melakukan presentasi di depan guru-gurunya, aku presentasi di depan murid-murid mereka. Maka ketika itu aku menampilkan foto-foto dari hasil presentasi dimana murid-murid kelihatan antusias. Guru-gurunya bangga sekali ketika melihat foto anak muridnya terpampang besar-besar di layar. Untungnya aku punya foto dari setiap sekolah. Kalau nggak, ntar ada yang pundung


Kemampuanku presentasi dan public speaking berkembang selama bekerja di Aceh, seturut dengan banyaknya pertemuan-pertemuan yang kami lakukan. Setelah aku pindah ke Medan, aku hampir tidak pernah melakukan presentasi maupun public speaking. Kalaupun ada, hanya satu atau dua kali. Dan selama masa kerja di Jakarta ini, aku semakin tidak punya kesempatan untuk mengasah keterampilan ini.


Siapa sangka, justru masa pandemi ini yang membuka kesempatan aku untuk kembali berlatih. 


Flyer Acara Pertemuan Online Komunitas Hallyu oleh KCC Indonesia

Ketika itu, seorang teman sekelas di Drakor Class membagikan informasi tentang pertemuan online komunitas Hallyu yang diadakan oleh Korean Cultural Centre di Indonesia (kcc.id). ini adalah kesempatan Drakor Class untuk menunjukkan keberadaan kami, memperkenalkan DC, dan memperluas jaringan ke sesama komunitas Hallyu. Sungguh sayang sekali untuk dilewatkan. Walaupun waktunya sangat singkat, namun kami berhasil mendaftar dan menyelesaikan slide presentasi berisi profil singkat tentang Drakor Class. 


Oh iya, kk Risna membuat catatan tentang acara pertemuan online komunitas Hallyu ini. Ceritanya bisa dibaca di sini ya.


Acara berlangsung hari Sabtu pukul 14.30. Slide presentasi baru selesai pukul 10.30, lalu aku tinggalkan untuk difinalkan oleh teman-teman DC, karena aku harus ke kantor untuk bertemu seorang vendor. Untung tidak berlangsung lama, pukul 12.30 aku sudah ada di rumah lagi. Aku belum bisa juga menyiapkan diri untuk presentasi, karena setiap Sabtu siang adalah jadwal PA keluarga kami. Aku sudah berpesan bahwa aku akan ada acara zoom pukul 14.30, maka pukul 14.15 acara PA kami selesai, dan aku bisa bersiap sebentar untuk acara kcc.id.


Presentasi yang kulakukan di masa pandemi ini berbeda dengan yang biasanya kulakukan, karena dilakukan secara online. Kalau biasanya aku berhadapan langsung dengan peserta, kali ini tidak. Aku hanya melihat ke layar monitor. 


Berbeda dengan webinar atau meeting online, ketika kita melakukan presentasi, maka setiap orang atau peserta -- atau bahkan disetel oleh admin -- akan secara otomatis mematikan mic nya. Maka kita tidak akan mendengarkan suara apapun, kecuali suara kita sendiri. Bayangkan ketika melakukannya sendiri di kamar, di depan monitor. Apalagi ketika itu aku sedang menampilkan slide presentasi kami, jadi aku tidak bisa melihat peserta. Gamang! Aku bahkan sempat agak lost di tengah-tengah presentasi. Aku tahu orang-orang pasti sedang melihat ke slide presentasi, tapi karena faktor kebiasaan, maka aku berbicara sambil melihat ke kamera hahaha Padahal mungkin tidak ada efeknya, aku tidak bisa melakukan kontak mata juga dengan peserta. 


Sebagai evaluasi, ada beberapa hal yang tidak kusampaikan dalam acara tersebut, padahal sudah kusiapkan pada catatanku. Namun kata kak Risna, yang juga ikut dalam pertemuan itu, presentasiku sudah baik, mengingat aku tidak punya waktu untuk bersiap, kecuali sepanjang acara sambil menunggu giliran. 


Aku senang sekali karena kami berhasil memanfaatkan momen pertemuan itu untuk memperkenalkan Drakor Class. Dan kelihatannya usaha kami cukup berhasil, karena MC dari kcc.id memberikan komentar di akhir presentasi kami, bahwa ternyata ada komunitas seperti Drakor Class. Kelihatannya mereka cukup terkesan dengan apa yang kami lakukan. Mudah-mudahan saja hal ini membuka peluang untuk bekerjasama. 


Di akhir acara, presentasi kami dari Drakor Class mendapatkan hadiah sebagai salah satu presentasi terbaik. YAY! Rasanya tidak sia-sia kami tektok-an sepanjang pagi untuk menyusun lima lembar slide tersebut, mulai dari kerangka isi sampai finalisasinya. Selain itu, kami bisa pakai slide tersebut apabila ada acara lain yang sejenis.


Seru juga ternyata pengalaman melakukan presentasi secara online. Semoga saja apabila ada kesempatan lagi, aku sudah bisa mempersiapkan diri dan melakukannya dengan lebih baik. 



No comments:

Post a Comment