Friday, September 25, 2020

Belajar dari Esther (Catatan PA Immanuel Choir - 25092020)

Hari ini adalah hari Jumat ke-4 dalam bulan September. Seperti yang sudah disepakati, hari ini aku bersama para anggota Immanuel CHoir lainnya mengadakan kebaktian Pendalaman Alkitab via zoom. Total anggota yang ‘hadir’ tadi adalah 10 orang, plus satu orang tamu yaitu Pendeta Harland Sianturi dari GPdI Batubara. Luar biasa memang teknologi ini, sehingga jarak tidak lagi jadi penghalang untuk berkomunikasi. 


Tadi sempat dibahas juga tentang sedikitnya anggota IC yang mengikuti ibadah PA via zoom ini. Sebenarnya sebagai sebuah paduan suara, tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan selama masa pandemi ini. Memang aku dan dua orang anggota Alto lainnya sempat berkumpul dan berlatih bersama. Tetapi ketika itu situasi Kota Jakarta belum seperti sekarang ini. Satu-satunya kegiatan yang bisa kami lakukan bersama-sama, dengan tetap menjaga kondisi kesehatan dan keamanan diri dan bersama, adalah dengan melakukan ibadah via zoom. Mungkin beberapa dari kami merasa ‘tidak nyaman’ karena tidak bisa langsung bertatap muka dan bersekutu. Tapi ya… menurutku kita semua tetap butuh bersekutu, tetap butuh berkomunikasi dengan teman-teman sepelayanan, dan persekutuan ini diperlukan untuk menyatukan hati setiap anggota dalam satu pelayanan. Saat ini, cara online lah yang paling efektif, sehingga kita mau tidak mau harus mulai beradaptasi. Menurutku hanya perkara sarana dan media, esensinya tetap sama, yaitu bersekutu dengan teman-teman seiman sepelayanan.


Renungan, yang dibawakan oleh Tante Esther M. Sidjabat, diambil dari Esther 2 : 1 - 18. Melalui perikop ini, kami belajar dari kisah Esther, seorang wanita biasa yang diangkat Tuhan menjadi Ratu.


sumber: Vimeo


Dari renungan tadi, ada enam hal yang dapat kita pelajari dari hidup Esther:


  1. Esther adalah seorang penurut, ia mengikuti pimpinan Roh Tuhan, dan menyiapkan hatinya untuk mengikuti apapun yang menjadi kehendak Tuhan. Demikian pula dalam kehidupan kita, hendaknya kita menjadi anak yang menurut kepada kehendak Bapa, dan menyiapkan hati kita untuk apapun yang direncanakan Tuhan terjadi dalam hidup kita. Dan yakin, bahwa Tuhan pun telah menyiapkan dan memperlengkapi kita untuk apapun yang menjadi rencanaNya atas hidup kita.


  1. Dalam perikop dikisahkan Esther dibimbing oleh Hegai. Dalam kehidupan kita, Hegai dapat kita ibaratkan sebagai Roh Kudus yang membimbing kita. Kita membutuhkan Roh Kudus sebagai penuntun dalam menjalani hidup kita.


  1. Esther memiliki kepribadian yang membuat semua orang menyayanginya. Demikian pula kita sebagai pengikut Kristus, kita harus selalu berusaha agar keberadaan kita menjadi berkat bagi orang lain. Untuk itu kita harus belajar untuk merendahkan diri dan menjadi pelayan bagi sesama, dan memohon kepada Tuhan untuk memampukan kita untuk melakukannya.


  1. Esther mengalami perkenanan Raja. Aplikasinya, kita harus berusaha agar hidup kita beroleh perkenanan Raja, yaitu Tuhan kita. Caranya dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Tidak sulit, semuanya dapat kita ketahui dan pelajari dari FirmanNya. Tentang hal ini, aku teringat pada ‘khotbah’ si Abang di suatu malam ketika kami sedang berkumpul di Medan akhir tahun kemarin. Dia bilang, mengenal Tuhan itu seperti orang pacaran saja, seperti orang lagi pedekate. Kalau kita lagi pedekate, pasti kita selalu ingin tahu tentang orang itu, kalau kita terima surat dari dia, kita pasti baca berulang-ulang sampai hafal titik komanya. Kita selalu ingin bertemu, selalu ingin berbicara dengannya sampai lupa waktu. Demikian juga dengan mengenal Tuhan dan kehendakNya. Caranya adalah membaca “surat-surat”Nya berulang-ulang, berbicara denganNya, mendekat dan bergaul akrab dengan Dia. 


  1. Butuh waktu satu tahun bagi Esther untuk bersiap sebelum bertemu dengan Raja. Aplikasinya, sebelum melayani Tuhan, kita harus selalu mempersiapkan diri dan hati kita. Karena Tuhan tidak melihat apa yang kita tampilkan, namun Dia melihat hati kita ketika melakukannya. 


  1. Raja mengadakan perjamuan karena merasa bahagia dan bersukacita karena keberadaan Esther. Aplikasinya, Tuhan juga akan merasa sangat bahagia dan bersukacita apabila melihat anak-anakNya melakukan hal yang berkenan kepada Nya, sehingga Ia mencurahkan berkat-berkatNya (=pesta perjamuan) bagi dunia. Marilah kita umat Kristen dengan setia memuji menyembah Tuhan dan melakukan apa yang berkenan kepadaNya, sehingga Tuhan akan memberkati kota yang kita diami dengan berlimpah-limpah. 


Tuhan yang baik akan menjawab doa kita ketika kita menyampaikan permohonan kita dengan hati yang bersungguh-sungguh. Meskipun kita adalah manusia yang berdosa, mungkin masa lalu kita kelam, namun bila kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, Dia akan pakai kita untuk memuliakan NamaNya.


Segelap apapun dunia ini, sekacau apapun kelakuan dan moral manusia di masa-masa ini, semenakutkan apapun masa depan itu, namun percayalah, Kemuliaan dan Kehadian Tuhan akan tetap ada di antara kita. Seperti janjiNya, Dia akan senantiasa melindungi kita. Dia akan berjalan menyertai kita, Dia tidak akan membiarkan kita, dan tidak akan meninggalkan kita.

No comments: