Wednesday, August 26, 2020

Gelombang Hallyu di Hatiku

Aku mengenal drama Korea semenjak awal tahun 2000. Sebenarnya bukan spesifik menggemari drama Korea sih… lebih tepatnya ketika itu aku dan teman-teman kost di Bandung ikut gelombang trend “Meteor Garden” dengan F4 nya. Masih ingat ketika itu ikut daftar antrian meminjam CD Meteor Garden, milik kakak seorang teman, demi bisa menonton versi aslinya. Asli dalam arti tidak di sulih suara ke dalam bahasa Indonesia. 

Menyoal urusan sulih suara ini, menurutku tidak semua film enak ditonton atau didengarkan tidak dalam bahasa aslinya. Apalagi kalau suara aktor atau aktris nya tidak cocok dengan karakter tokoh yang diperankan suaranya. Rasanya janggal. Ada sih beberapa yang aku suka versi sulih suaranya, antara lain beberapa kartun Jepang seperti Doraemon dan Sailormoon, kartun Spongebob Squarepants, telenovela sampai tahun 2000an (seperti Betty La Fea, Alicia, Maria Belen). 

Khusus untuk telenovela Asia, mulai dari Jepang, Thailand, Korea, Mandarin, aku jauh lebih bisa menikmati bila menontonnya dalam bahasa asli. Tentu saja dengan terjemahan… Yasallam kalau gak pakai terjemahan. Sudah bisa dipastikan menontonnya mirip dengan anak kecil yang gak bisa baca terus sok pegang buku. Liat gambar doang hihihi


Ok kembali ke topik.


Di jaman itu, aku hanya menonton dua drama Korea secara lengkap, yaitu "Endless Love/Autumn in My Heart" (2000) dan (sepertinya) "Friends" (2002). Ada beberapa yang lain, seperti "Hotelier" (2001) dan "Winter Sonata" (2002), tetapi aku tidak menonton dengan lengkap. Ketika itu memang belum berminat saja mungkin ya…


Sebelum aku menyatakan ‘comeback’ ke dunia drakor, sebenarnya sebelumnya teman-temanku sudah sering banget membahas berbagai drama Korea. Kalau yang mendengar bahasan mereka tidak mengikuti drakor, pasti akan mengira mereka sedang membahas suatu kejadian yang nyata. Mungkin akan mengira mereka sedang menggunjingkan sepasang kekasih atau sebuah keluarga. Padahal itu lagi ngomongin drakor doang! Tapi waktu itu aku belum tertarik sama sekali. 


Akhir Februari 2019, tiba-tiba aku kepengin aja lagi nonton drakor. Benar-benar impulsif. Nanya ke bLub, temanku yang drakorian (terlihat nyata dari berbagai postingan di medsos). Mula-mula, sarannya adalah “Jangan dicoba, ntar candu!” Namun aku yakinkan gak bakalan candu. Dan benar saja sih, sampai sekarang aku masih pada level sangat menikmati tapi tidak candu drakor. bLub menyarankan aku menonton “My Love From The Star” (2013-2014). Kemudian dilanjut lagi dengan judul-judul lainnya, sampai sekarang. Dan sejak saat itu pula, aku mulai ikut bergabung dengan teman-temanku ketika membahas drakor. 


Dua orang di antara teman-teman sesama drakorian ini, ternyata adalah penggemar KPop. Sebut saja mereka Matahari dan Bulan. Ketika membahas KPop, mereka lebih gegap gempita lagi. Wajah-wajah sumringah penuh ke-halu-an. Aku pun jadi penasaran lagi. Kuperhatikan medsos kedua temanku ini penuh dengan postingan tentang BTS. Ternyata mereka berdua adalah ARMY alias fans nya BTS. Mereka juga ikut acara-acara gathering ARMY setempat, nonton bareng ARMY, dan sejenisnya. Apalagi Bulan, modal banget jadi ARMY. Bulan sampai bela-belain menonton konser BTS di Singapore, dan punya koleksi album serta merchandise asli BTS. 


Sebenarnya keberadaan KPop di Indonesia udah dari kapan tahu. Boyband Super Junior sepertinya sudah langganan datang ke tanah air. Bahkan BTS sudah pernah konser di Jakarta tahun 2017. Tetapi ya memang aku gak berminat saja ketika itu.


Ada satu momen lagi yang bikin aku penasaran sama KPop. Ketika itu aku dan teman-temanku merayakan ulang tahun salah satu teman dengan karaokean. Lalu saat tiba gilirannya, Matahari menyanyikan lagu-lagu Blackpink. Fasih aja dia nyanyi dalam bahasa Korea, ditambah ngikutin koreo mereka. 


Maka aku mulai cari-cari tentang KPop, khususnya BTS, Blackpink, dan, lagi-lagi atas saran bLub, EXO. Selain nonton Music Videonya, aku juga menonton klip-klip buatan fans mereka. Setelah menonton banyak video dan mendengarkan lagu-lagu, dan juga membaca kisah-kisah tentang grup KPop, ternyata aku paling suka dengan BTS. Seperti yang kutuliskan pada postinganku yang ini, mereka adalah bukti nyata usaha dan kerja keras tidak mengkhianati hasil. 


Kesukaan ku pada KPop tidak terbatas pada boyband saja. Aku juga suka Zico dan beberapa penyanyi yang kukenal dari lagu mereka yang menjadi soundtrack drama, seperti Lee Chan Sol, Sondia, dan Kim Feel. 


Penikmat drakor, penyuka KPop, punya bias aktor maupun KPop idol, suka tiba-tiba ngomong “jinjja” dan “daebak”... Hmm, udah bisa dibilang resmi menjadi ‘korban’ hallyu wave dong yaa.... 𝩀


No comments:

Post a Comment