Tuesday, August 4, 2020

Menuliskan Kapsul Waktu

Tadi malam Risna eonnie membagikan sebuah tautan kepadaku, disertai pertanyaan, “Ini kau bukan?”. Tautan itu membawa ku pada sebuah tulisan di blog Risna eonnie tentang percakapan nya dengan seorang “teman seperjuangan” sepuluh tahun yang lalu. Awalnya aku ragu, apakah teman seperjuangan itu aku. Memang beberapa kalimat mengindikasikan demikian, tapi kok meragukan ya... 


Aku terus membaca sampai ke kolom komentar. Si “teman seperjuangan” itu memberikan komentarnya. Fakta bahwa si “teman seperjuangan” ini tidak mau mencantumkan nama dan memilih anonymous sebenarnya sudah indikasi keras bahwa itu adalah aku hihi. Namun ketika Risna eonnie menjawab komentar itu dengan memanggilnya dengan sebutan “Cui”, then it is confirmed! Itu memang aku hahaha


Pada percakapan itu  kami membahas apa yang kami lakukan sepuluh tahun sebelumnya. Percakapan itu terjadi tahun 2010, berarti kami membahas kelakuan kami di tahun 2000. Man… we are talking about a serious ancient history here! LOL 


Risna eonni tidak banyak menuliskan detail tentang percakapan kami ketika itu, tapi yang pasti, kesimpulan dari percakapan itu adalah Risna eonni berniat lebih rajin menulis blog, dan aku, si teman seperjuangan, berniat untuk membuat blog baru dan menulis lagi. Ternyata butuh sepuluh tahun untuk aku merealisasikan niat itu, dan butuh sepuluh tahun bagi Risna eonni untuk menyeretku supaya menulis kembali hahaha 


Tahun 2010 adalah tahun terakhirku di Kota Bireuen. Masa di mana aku sedang menyiapkan rencana baru untuk masa depan. Masa yang penuh pergumulan dan kekesalan. Kesal pada orang-orang yang kuanggap tidak menghargai kerja keras para mantan atasanku. Kesal pada orang-orang yang kuanggap punya hidden agenda dibalik berbagai keputusan yang dibungkus dengan begitu apik. Kekesalan yang membuatku berpikir untuk segera mencari pekerjaan baru. Aku sempat menjalani proses interview via telepon dengan sebuah perusahaan yang berada di ujung lain dari Nusantara. Belum rezeki. Sampai akhirnya kontrak kerja ku berakhir (lebih tepatnya diakhiri) dan aku meninggalkan Kota Bireuen tanpa pekerjaan. 


Hanya dalam hitungan hari, aku mendapatkan pekerjaan baru di Kota Medan. Pekerjaan yang membawa ku pada suatu proses pembelajaran yang sama sekali baru. Proses dan pengalaman jatuh bangun yang tidak pernah terbayangkan. Proses yang membawaku sampai ke saat ini, ke tahun 2020, dimana aku kembali menyiapkan rencana baru untuk masa depan. 


Aku mengingat sebagian besar peristiwa dalam kurun waktu sepuluh tahun itu, tapi tidak mendetail. Aku ingat kekesalanku, tapi aku tidak ingat sekesal apa, kenapa, dan bagaimana, serta apa yang aku lakukan untuk mengatasinya. Aku ingat kegagalan dan keberhasilan ku, tapi aku tidak ingat hal-hal kecil yang membentuknya, menyusunnya, dan mengantarkannya menjadi sebuah kegagalan maupun keberhasilan. Aku terlalu malas untuk menuliskannya, terlalu lelah untuk menguraikan isi kepalaku dan menerjemahkannya dalam kata. 


Pernah beberapa kali aku mencoba untuk mengaktifkan blog ku dan mulai menulis lagi. Saking sering aku melakukannya, sampai aku pernah menamai blog ku “50 First Posts” hahaha Kalau di analisa lebih jauh (tsaahh), mungkin karena di masa itu aku tinggal di rumah, masih sering ngumpul sama teman-teman, jadi emosiku sudah tersalurkan, dan sudah kehabisan energi untuk menulis. Beda dengan sekarang, ketika aku kembali merantau, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan diriku sendiri. 


Seperti kata seorang rekan KLIP, menulis itu adalah tentang diri sendiri. Mengolah pikiran dengan perasaan sehingga menjadi tulisan. Pikiran dan perasaan yang kita gunakan ketika menuliskannya, bisa jadi tidak sama dengan pikiran dan perasaan yang tersampaikan ketika kita membacanya kembali. Pengalamanku kembali menulis selama hampir delapan bulan terakhir ini mengajarkan bahwa membaca tulisan ku kembali membuat aku bisa meninjau kembali apa yang terjadi, mendapatkan sudut pandang baru, dan membangkitkan keyakinan dan semangat baru.  


Sepuluh tahun sejak pembicaraan kami, Risna eonnie dan aku kembali menjadi teman seperjuangan. Teman seperjuangan menulis haha. Semoga tulisan Risna eonni dan aku hari ini menjadi kapsul waktu yang akan kami “buka” sepuluh tahun dari sekarang, ketika sedang mencari inspirasi untuk menulis di blog masing-masing. 


No comments: