Hari ini, sebagaimana rutin dilakukan setiap minggu kedua dan keempat setiap bulan, Immanuel Choir melakukan PA atau Pendalaman Alkitab melalui fasilitas zoom. Kegiatan ini baru-baru saja dibuat, PA hari ini adalah yang kali yang ketiga. Senang juga rasanya bisa bertemu dan berbagi cerita dengan teman-teman walaupun hanya lewat layar.
Topik hari ini adalah tentang Penyembahan yang Benar. Ayat renungan diambil dari Mazmur 149 : 3 - 6.
(3) Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! (4) Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. (5) Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! (6) Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka.
Renungan dibawakan oleh Ibu Agus Theresia Napitupulu br. Siahaan. Aku belum pernah mendengarkan renungan yang dibawakan oleh Ibu Theresia. Renungan tadi cukup berkesan, dibawakan dengan santai, bahasa yang sederhana dan mudah dicerna, namun terstruktur.
Aku mencatat beberapa hal yang menjadi inti dari renungan atas perikop tadi.
1. Orang-orang yang menjadi anggota Paduan Suara adalah orang yang 'beruntung', karena mereka (kita) dipersiapkan menjadi penyembah-penyembah Tuhan yang benar. Dan di dalam penyembahan yang benar, ada kuasa yang dahsyat.
2. Untuk menjadi penyembah yang benar, maka kita harus menjadi orang yang benar. Salah satu karakter orang benar menurut Mazmur 1: 2 adalah orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Kita selayaknya menyediakan waktu khusus, setiap hari, untuk berdoa, membaca Alkitab, dan merenungkan Firman Tuhan. Dengan bergaul setiap hari dengan Tuhan, maka kita akan semakin mengenal Dia, semakin mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
3. Dalam Mazmur 147 :1 dikatakan bahwa bermazmur bagi Tuhan itu baik, indah, dan layak. Oleh karena itu, hendaklah nyanyian yang kita kumandangkan sebagai puji-pujian bagi Tuhan tidak menjadi rutinitas semata. Namun kita harus melakukannya dengan hati yang siap dan sungguh, sehingga pujian kita berkenan dan menyukakan hati Tuhan.
4. Seperti apa hati yang berkenan kepada Tuhan? Tuhan berkenan apabila kita memuji Tuhan dengan rendah hati dan kesalehan (Mazmur 149 : 4). Rendah hati artinya tidak sombong dengan bakat suara atau kemampuan bernyanyi yang diberikan oleh Tuhan, namun menggunakan talenta tersebut untuk memuji dan memuliakanNya. Kesalehan artinya tingkah laku kita, hati jiwa dan pikiran kita, adalah sesuai dengan Firman Tuhan.
5. Pada ayat ke-6 dari perikop di atas, dikatakan bahwa ketika kita bernyanyi, kita harus memiliki "pedang bermata dua", yaitu Firman Tuhan, di dalam hati kita. Karena Firman Tuhan hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun, yang mampu memisahkan jiwa dan roh; sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Apakah yang ada di dalam hati kita itu kehendak kedagingan kita, atau kehendak Tuhan. Tidak ada suatu apapun yang tersembunyi di hadapanNya. (Ibrani 4 : 12)
6. Dalam Amos 5 : 23 dikatakan bahwa Tuhan berkenan pada nyanyian kita apabila kita melakukan keadlian dan kebenaran, taat, setia, dan memegang teguh Firman Tuhan sebagai kebenaran. Hendaklah kita menjadikan keadlian dan kebenaran menjadi "gaya hidup".
Kesimpulan dari beberapa poin di atas adalah sebagai umat Tuhan, lebih khusus lagi sebagai pelayanNya, kita harus memastikan hati, jiwa, pikiran, dan perbuatan kita, senantiasa seturut dengan Firman Tuhan. Dalam keseharian kita, setiap saat kita dihadapkan dengan hal-hal yang merupakan "ibadah", maka jadikanlah semua "ibadah" kita adalah untuk Tuhan. Termasuk ketika kita bernyanyi dalam Paduan Suara. Hati kita harus bersungguh-sungguh mempersembahkannya untuk Tuhan, sehingga baik kita yang menyanyikan dan orang-orang yang mendengarkannya akan diberkati, dan lebih lagi mengenal kuasa dan kebaikan Tuhan.
Kiranya Tuhan memampukan aku untuk menyanyi bagi Dia selama aku hidup, dan bermazmur bagi NamaNya selagi aku ada.
No comments:
Post a Comment