Tuesday, August 18, 2020

Review Drama "Was It Love?" (2020)

Dalam kehidupan ini, yang berlaku adalah hukum sebab akibat. Segala akibat ada karena sebab. Kamu masuk angin karena tidur telat. Kamu tidur telat karena nonton drakor yang lagi hits pisan sampai larut. Kamu maksa nonton drakor yang lagi hits pisan sampai larut karena gak mau kena ranjau spoiler setiap kali akses medsos. Kok nontonnya malam banget? Soalnya nulis dulu, kejar setoran di KLIP. Kok nulisnya malam banget? Karena tadi siang kerja. Kerja apa belanja online?? Hehehe

Demikianlah hampir segala aspek kehidupan kita terjadi seperti sebuah efek domino. One thing leads to another. Hal-hal yang kita lakukan saat ini sedikit banyak pastinya mempengaruhi keadaan di masa yang akan datang. Memang tidak mungkin kita sanggup memikirkan semua konsekuensi dari tindakan yang kita ambil. Tidak ada seorangpun yang bisa tahu apa yang terjadi lima menit bahkan lima detik ke depan, apalagi berbelas tahun. Namun tetap saja kita harus memikirkan baik-baik setiap tindakan yang kita pilih. 


Idealnya setiap pilihan kita pikirkan dengan tenang, dengan hati dan kepala yang dingin, sehingga kita bisa objektif menilai situasi. Kenyataannya tidak selalu kondisi ideal itu terjadi. Namun, yang paling bahaya adalah ketika kita  mengambil pilihan dan membuat keputusan berdasarkan sebuah asumsi. Seperti yang terjadi pada kisah drama Korea “Was It Love?” (2020)


Poster "Was It Love?" (2020) - sumber: AsianWiki



“Was It Love” mengisahkan perjuangan seorang ibu tunggal, Noh Ae-jung (Song Ji-hyo) membesarkan putri tunggalnya, Noh Ha-nee (Um Chae-young). Selama empat belas tahun, Noh Ae-jung melakukan semuanya sendiri, dia menjadi ayah sekaligus ibu bagi Ha-nee. Segala pekerjaan dilakukannya, bekerja rangkap sana sini demi memenuhi kebutuhan hidup mereka, tanpa bantuan siapapun selain ibunya, Choi Hyang-ja (Kim Mi-kyung -- sang Ahjumma Idola). Noh Ae-jung tidak punya waktu untuk kehidupan pribadinya, apalagi urusan asmara. Hidupnya hanya untuk Ha-nee. 


Noh Ae-jung bekerja di sebuah perusahaan film yang berada di ambang kebangkrutan. Boss perusahaan tersebut pergi begitu saja meninggalkan perusahaan yang terlilit hutang. Rupanya boss yang jahat itu telah menjebak Noh Ae-jung, sehingga tanpa diketahuinya, Noh Ae-jung menandatangani persetujuan sebagai penjamin pinjaman perusahaan. Akibatnya Noh Ae-jung menjadi bulan-bulanan boss mafia ganteng, Koo Pa-do (Kim Min-joon). 


Dalam kekalutan, Noh Ae-jung menemukan sebuah kontrak hak produksi atas naskah yang merupakan karya perdana dari seorang penulis terkenal dengan nama pena Cheon Eok-man. Itu adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan perusahaan. Untuk mewujudkannya, Noh Ae-jung harus berusaha super duper ekstra keras, karena Koo Pa-do menuntut film itu harus mesti wajib dibintangi oleh aktor ternama, Ryu Jin. 


Ternyata Cheon Eok-man, yang selama ini wajahnya tidak pernah dipublikasikan, adalah pria dari masa lalu Noh Ae-jung. Empat belas tahun lamanya mereka tidak bertemu. Nama asli penulis adalah Oh Dae-o (Son Hu-jun), dan dia adalah kekasih Noh Ae-jung selama di kampus dulu. 


Pertemuan itu membuka banyak kenangan lama. Oh Dae-o ternyata masih menyimpan tanda tanya besar kenapa dulu Noh Ae-jung meninggalkan dirinya. Noh Ae-jung pun masih menyimpan sakit hati terhadap Oh Dae-o. Semua itu terjadi karena asumsi mereka masing-masing terhadap kejadian-kejadian empat belas tahun yang lalu. 


Ketika kuliah, Oh Dae-o mengalami masalah keuangan dalam keluarga, sehingga ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya kuliahnya. Namun Oh Dae-o tidak menceritakan masalah ini kepada kekasihnya. Dia takut Noh Ae-jung akan meninggalkannya kalau tahu masalah yang sebenarnya.


Oh Dae-o terus bekerja keras mengumpulkan biaya hidup, sehingga tidak punya waktu dan perhatian lagi untuk Noh Ae-jung. Lama-lama Noh Ae-jung merasa Oh Dae-o semakin jauh, dan mereka semakin sering bertengkar. Noh Ae-jung merasa hubungan mereka semakin sulit dipertahankan. 


Suatu malam Noh Ae-jung datang ke apartemen Oh Dae-o, dan menyaksikan sesuatu yang membuat Noh Ae-jung sakit hati. Hal itu seakan menjadi puncak dari kebimbangan Noh Ae-jung terhadap hubungan mereka. Merasa hubungan mereka tidak bisa dipertahankan lagi, Noh Ae-jung pun pergi tanpa meminta penjelasan dari Oh Dae-o. 


Oh Dae-o tidak percaya ketika Noh Ae-jung benar-benar meninggalkannya. Dia tidak mengerti apa yang membuat Noh Ae-jung pergi tanpa meninggalkan pesan, tidak mau menerima telepon atau membalas pesan dari Oh Dae-o. Pertanyaan ini lah yang terus menghantuinya selama empat belas tahun.  


Selama di kampus, Oh Dae-o dan Noh Ae-jung bersahabat dengan seorang senior mereka, Ryu Jin. Ryu Jin yang sama, yang kemudian menjadi aktor terkenal, dan diminta untuk membintangi film yang diproduseri Noh Ae-jung. Mereka bertiga selalu bersama. Mereka bahkan membuat proyek bareng di kampus, dengan Noh Ae-jung sebagai produser, Oh Dae-o sebagai sutradara dan penulis cerita, dan Ryu Jin sebagai aktor. 


Ketika hubungan mereka bermasalah, baik Noh Ae-jung maupun Oh Dae-o menjadikan Ryu Jin sebagai tempat curhat. Namun, mereka tidak pernah tahu, sebenarnya Ryu Jin sudah sejak awal menyimpan perasaan kepada Noh Ae-jung. Dan kemudian, Ryu Jin turut memperkeruh kesalahpahaman di antara mereka, dengan harapan bisa merebut hati Noh Ae-jung. 


Proyek film empat belas tahun kemudian telah menjadi reuni, yang membuka banyak luka lama. Ternyata butuh empat belas tahun bagi mereka untuk akhirnya saling jujur dan terbuka menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi, dan apa yang sesungguhnya mereka rasakan. Pertemuan itu menimbulkan harapan sekaligus ketakutan baru. Tidak hanya bagi mereka bertiga, tapi juga bagi Ha Nee, putri Noh Ae-jung. Ha Nee berusaha mencari tahu siapa sebenarnya ayah kandungnya. 


Noh Ae-jung adalah sosok wanita pejuang, yang tidak kenal menyerah untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Hal itulah yang disukai Oh Dae-o dari Noh Ae-jung. Noh Ae-jung adalah satu-satunya orang yang percaya akan kemampuan dan mimpi Oh Dae-o untuk menjadi penulis terkenal. Namun, Noh Ae-jung merasa cintanya pada Oh Dae-o berat sebelah, sehingga Noh Ae-jung lebih banyak merasa dikecewakan. Dua orang yang saling mencintai, namun karena terlalu banyak asumsi, menyimpan masalahnya sendiri, tidak mau berbagi, akhirnya saling menyakiti. 


Oh Dae-o berasumsi Noh Ae-jung akan meninggalkannya kalau tahu masalah keuangan yang dialaminya. Akibatnya, Oh Dae-o tampak sibuk sendiri. Noh Ae-jung merasa sedih karena terus dikecewakan, merasa Oh Dae-o tidak lagi memperhatikan dirinya. Puncaknya Noh Ae-jung berasumsi bahwa Oh Dae-o telah berselingkuh. Asumsi yang berefek panjang, yang membuat Noh Ae-jung mengambil tindakan, suatu pilihan yang kemudian mempengaruhi banyak orang. 


Pilihan Noh Ae-jung membuat Ha Nee tidak mengenal siapa ayah kandungnya. Sudah lama Ha Nee memutuskan untuk tidak lagi bertanya tentang ayahnya, karena setiap kali dia bertanya, ibunya menjadi sedih. Namun sebenarnya Ha Nee menyimpan kerinduan akan sosok seorang ayah. Karena tidak punya ayah, Ha Nee menjadi sasaran perundungan di sekolah. Ha Nee yang mewarisi watak keras dan pejuang dari ibunya tentu tidak tinggal diam dan membalas perlakuan jahat yang diterimanya. Akibatnya, Ha Nee kerap berpindah-pindah sekolah. 


Drama ini awalnya berjalan lambat. Cukup lama sampai aku akhirnya menikmati jalan cerita dan mulai penasaran akan kelanjutan kisahnya. Dari semua pemain, aku paling suka dengan kemampuan akting aktris cilik, Um Chae-young, pemeran Noh Ha-nee. Istimewanya lagi, drama ini “menyuguhkan” empat oppa tampan sekaligus, yang berusaha merebut hati Noh Ae-jung. Favoritku adalah boss mafia, Kim Min-joon oppa. Cakepnya matang puun euy.. hahaha


Parade Empat Oppa Tampan
Son Ho-jun, Song Jong-ho, Koo Ja-sung, dan favoritku, Kim Min-joon
(sumber: zero-lite.com)


Drama ini sarat dengan pesan moral. Mengisahkan cinta orang tua yang begitu besar kepada anaknya, yang akan melakukan apa saja untuk melindungi mereka. Mengingatkan kita untuk tetap berjuang dan tidak melepaskan mimpi-mimpi kita. Tentang asumsi yang berujung menyakiti. Tentang hidup yang harus berbagi, karena kita tidak harus sendiri. 


Bagaimana kelanjutan kisah ini? Apakah si tiga sekawan berhasil memproduksi film dan menyelamatkan perusahaan Noh Ae-jung dari kebangkrutan? Siapakah ayah kandung Noh Ha-nee? Siapa kah yang akhirnya berhasil merebut hati Noh Ae-jung? Saksikan penayangannya setiap hari Rabu dan Kamis pukul 21.00 di Netflix.


No comments:

Post a Comment